MAKALAH
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu Singgih Hardjanto
Disusun Oleh
Muhammad Iqbal
NPM: 50422720
Universitas Gunadarma
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Arti
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi Mahasiswa.
Dalam penulisan
makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini.
kami
sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir
kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Jakarta,25 Oktober 2022 |
Penyusun |
|
Muhammad Iqbal |
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
landasan Hukum:
• UUD 1945
• Pembukaan UUD 1945
Pembukaan bab kedua tentang cita-cita mencapai kemerdekaan dan pembukaan bab keempat khusus tentang tujuan negara, yaitu keamanan dan kesejahteraan.
c.Pasal 31 ayat (1) (IV)
Tahap awal pendidikan dasar dan menengah dan kepramukaan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 Tahun 2006
- Branson (1997:7)
Tujuan Civic Education adalah
partisipasi yang bermutu dan bertanggung
jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara
bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas
(2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:
Ø Berpikir
kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.
Ø Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak
secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ø Berkembang secara
positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat di Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
Ø Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan
dunia secara langsung
dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
- Djahiri (1994/1995:10)
Secara umum Tujuan PKn harus mendukung
keberhasilan pencapaian Pendidikan
Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa
yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan
jasmani, dan rohani,
kepribadian mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.”
Secara
khusus. Tujuan PKn yaitu membina
moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan
agama, perilaku yang bersifat
kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku
yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun
kepentingan diatasi melalui musyawarah
mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
seluruh rakyat Indonesia.
- Sapriya (2001)
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung
jawab dalam kehidupan
politik dari warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh
tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk
berperan serta. Partisipasi yang efektif dan
bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan
serta dalam proses politik dan
mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
- Somantri (2001:279)
Warga negara yang patriotik, toleran,
setia, terhadap bangsa dan negara,
beragama, demokratis. Pancasila sejati. Tujuan umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah, agar dapat menciptakan generasi-generasi yang memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi, cinta bangsa dan tanah air, cerdas, berkarakter, yang
dapat memajukan NKRI, dan dapat berpikir dan bertindak sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945.
A. Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai Masalah
di Indonesia
Pendidikan kewarganegaraan bukan hanya teori yang dipelajari dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, tetapi juga membutuhkan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan bangsa. Ragam permasalahan di Indonesia sedikit banyak mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap pendidikan kewarganegaraan yang diteliti. Berikut beberapa masalah yang sering terjadi di Indonesia:
- Kasus sara yang merajalela
Indonesia adalah negara dengan berbagai suku, agama, dan budaya. Dalam lingkungan tempat kita tinggal, kita dapat memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan tersebut. Namun, di beberapa tempat masih banyak yang tidak bisa menerima perbedaan dan mendiskriminasi minoritas. Sebutkan beberapa isu terkini terkait Sarah, seperti penolakan terhadap pemimpin yang berbeda agama dengan mayoritas penduduk, pembakaran gereja, terorisme, konflik antar etnis, saling mengolok-olok agama di media sosial. media massa dan banyak lainnya. Kita orang Indonesia harus bisa memahami kesamaan latar belakang, tujuan dan takdir. Ciptakan rasa persatuan yang kuat - Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia adalah salah satu negara paling terkenal di dunia karena tingkat korupsinya yang tinggi. Tidak hanya pejabat senior di daerah pusat, tapi juga pejabat daerah kecil yang berurusan dengan korupsi. Hal ini menimbulkan kerugian negara yang sangat besar, yang menyengsarakan rakyat dan menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, rendahnya kualitas pendidikan, tingginya angka kriminalitas, pengangguran dan banyak daerah tertinggal yang tidak mendapatkan fasilitas yang layak. Padahal negara kita memiliki dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, namun akibat ulah para koruptor, uang pemerintah terbuang percuma dan membuat rakyat sengsara. Namun, perlakuan korupsi di Indonesia belum begitu kuat. Jika melihat tindakan Arab Saudi yang memotong tangan, atau tindakan China yang mengeksekusi orang-orang korup di negaranya, tidak bisa diterapkan di Indonesia karena adanya HAM. - Penegakan hukum yang lemah
Indonesia adalah negara hukum. Namun, seperti pada kasus-kasus sebelumnya, sebagian besar terpidana adalah orang kecil. Ini karena hukum Indonesia tidak adil, keras bagi rakyat kecil, membosankan bagi masyarakat kelas atas. Hukum sering disalahgunakan oleh pengacara yang bisa disuap agar rakyat kecil tanpa uang tidak bisa berbuat apa-apa dan menerima kesalahan. - Pengelolaan sumber daya yang busuk
Indonesia dengan segala kekayaan alamnya mulai dari daratan hingga lautan, merupakan negara yang memiliki potensi besar dan kekayaan yang tiada habisnya. Oleh karena itu, banyak negara asing melirik Indonesia dan mulai memanfaatkan alam Indonesia. Sayangnya, banyak dari kita sebagai orang Indonesia, terutama generasi muda, kurang menyadari bahkan mengabaikannya. Di Indonesia, karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak, selain sumber daya alam, ketika mengelola negara, Anda tidak perlu lagi memikirkan sumber daya manusia. Namun, sebagian besar perusahaan mempekerjakan pekerja asing, yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.
Beberapa masalah di Indonesia tersebut pada akhirnya akan menjadi masalah yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Solusinya adalah generasi muda di Indonesia harus mengamalkan setiap doktrin pendidikan kewarganegaraan, mengikuti pedoman Pancasila adalah salah satu solusi yang paling tepat untuk masalah di atas. Itu semua tergantung pada masyarakat Indonesia itu sendiri. Apakah Anda ingin tetap terjebak dalam keadaan Indonesia saat ini atau Anda ingin berubah menjadi lebih baik.
BAB III
PENUTUP
Pemerintah harus menerapkan program terpadu untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih kurang, karena pembelajaran hanya dilakukan seminggu sekali. Lebih baik membuat pembelajaran lebih efektif. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan, harus mampu memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebagai teori di dalam kelas. Masyarakat kita juga harus mendukung segala upaya pemerintah untuk mengatasi segala permasalahan negeri ini. Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar